UNAAHA, SULTRA HEDLINE. COM-Program pengembangan hewan ternak sapi di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai menuai hasil. Bahkan tahun ini, jumlah produksinya surplus bisa melayani kebutuhan hewan kurban di luar daerah.
Tahun ini, stok sapi untuk persedian hewan kurban di Konawe berjumlah 1.400 ekor. Jumlah itu diantaranya sudah termasuk sapi jenis Limosin dan PO (peranakan Ongole) yang saat ini sedang dikembangkan Pemkab yang nilai jualnya pantastis jauh dari harga jual sapi lokal.
Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa mengatakan, saat ini daerah kabupaten Konawe menjadi daerah sentral produksi ternak , seperti sapi dan kambing. Hewan tersebut merupakan hewan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Utamanya mereka yang akan melaksanakan ibadah kurban menjelang hari raya Islam itu.
“Stok kebuhan ternak sapi dan kambing yang siap potong di Konawe itu berjumlah 1.400 ekor sapi dan 350 ekor kambing. Dan jumlah ini dipastikan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat setempat mupun luar Konawe,” paparnya.
Ia mengaku, memang terjadi peningkatan produksi hewan ternak setiap tahunnya di Kabupaten Konawe. Apalagi pada periode keduanya ini, bersama wakilnya Gusli Topan Sabara, sedang konsen dengan program pengembangan sapi lokal maupun sapi llimosin dan PO.
“Sehingga banyak daerah lain yang saat ini menjadikan Konawe sebagai daerah tujuan untuk mencari dan membeli hewan ternak itu, apalagi menjelang hari raya besar Islam ini, karena tidak kekurangan stok hewan ternak,”katanya.
Seperti biasanya , permintaan hewan kurban di Konawe selalu membludak. Bahkan pada 2019 lalu di momen idul adha , lanjutnya, Konawe mengirim 700 ekor sapi ke daerah lain.
“Permintaan sapi yang banyak itu dari Kota Kendari, Kolaka Utara (Kolut). Dan bahkan sampai di provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Bahkan tahun lalu itu stok kita masih cukup tapi permintaan sudah habis,” terangnya.
Sementara ,Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Konawe, Jumrin mengaku, memang saat ini terjadi lonjakan produksi ternak , seperti sapi dan kambing di masyarakat. Hasil usaha peternak Konawe melampaui kebutuhan masyarakat Konawe. Sehingga banyak pembeli yang sengaja datang di Konawe karena ketersediaan hewan tersebut.
Basis peternakan sapi dan kambing di Konawe saat ini hampir merata di semua kecamatan yang ada , namun daerah yang paling memiliki stok paling besar yakni Amonggedo, Pondidaha dan Tongauna, Anggotoa, Wenggeduku, Uepai dan Onembute.
Jumrin mengakui, bahwa selain sapi lokal, jenis sapi Limosin dan PO juga sudah mulai diperjualbelikan oleh peternak di Konawe. Merupakan hasil pengembangan dari anakan bantuan bibit yang didistribusikan melalui program sejuta sapi, bagian dari program Konawe gemilang.
Bahkan menjelang hari raya idul Adha tahun ini, peternak juga siap menjual bagi calon konsumen yang meminati jenis sapi tersebut. Namun dengan harga bervariasi , dengan harga paling rendah yakni Rp. 10 juta rupiah.
“Artinya dengan ini , sudah ada indikator hasil pengembangan ternak sapi kita sudah semakin meningkat. Apalagi sapi hasil silangan itu juga sudah mulai memproduksi hasil yang baik,” paparnya.
Ia menjamin, sejumlah ternak yang siap potong di Kabupaten Konawe itu sehat. Karena sudah melalui pemeriksaan berkala.
Menurutnya, petugasnya di lapangan terus memantau aspek kesehatan ternak. Utamanya di daerah basis lahan pengembalaan ternak sapi. Serta di tempat pengumpulan sapi maupun kambing.
Menurutnya, untuk menjaga kesehatan hewan ternak itu, petugasnya memberikan vaksin serta pengambilan sampling darah hewan ternak yang dilakukan secara berkala untuk memastikan ternak kurban itu bebas dari serangan bakteri brucellosis ataupun penyakit antraks.
“Kita terus pantau di pengumpul kalau ada ternak yang sakit atau cacat fisik. Lebih-lebih dengan adanya program sejuta ekor sapi yang digaungkan pemkab Konawe saat ini. Memang bukan hanya populasi sapi yang kita lihat, tapi juga kesehatan ternak tersebut harus diperhatikan,” tandasnya. (Adv).