UNAAHA, SULTRA HEADLINE.COM. Rumpun keluarga keturunan Tusa Wuta di Kelurahan Kasupute, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, belum lama ini menggelar pertemuan silaturahmi. Momen ini sengaja dilaksanakan untuk mempererat hubungan kekeluargaan yang terjalin oleh garis keturunan Tusa Wuta, sekaligus merangkaikan musyawarah keluarga besar terkait agenda syukuran selesainya pemugaran makam leluhur mereka.
Pertemuan hangat ini berlangsung di rumah kediaman Puutobu, Letehina SH, di Kelurahan Kusupute, Kecamatan Wawotobi. Sejumlah perwakilan keluarga yang masih terhubung oleh garis keturunan Tusa Wuta tampak hadir, menunjukkan komitmen mereka untuk menjaga persatuan dan menghormati sejarah leluhur.
Dalam pertemuan tersebut, keluarga besar Tusa Wuta mencapai mufakat penting. Mereka sepakat membentuk sebuah tim kerja yang nantinya akan bertindak sebagai panitia pelaksana syukuran.
Selain menetapkan komposisi kepanitiaan, musyawarah juga membahas detail agenda seremonial syukuran. Acara tersebut direncanakan akan dirangkaikan dengan kegiatan adat warisan leluhur. Kegiatan adat yang menjadi fokus utama adalah mosehe wonua, sebuah tradisi penting orang Tolaki yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Tusa Wuta sendiri bukanlah tokoh sembarangan. Ia merupakan figur penting dalam sejarah Kerajaan Konawe, dikenal sebagai Menteri Pertanian dalam sistem pemerintahan Siwole Mbatohu dan Pitu Dula Batu.
Makamnya yang berlokasi di Kecamatan Wawotobi, melalui perjuangan dan lobi dari keluarga keturunannya kepada Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, akhirnya mendapat perhatian serius. Makam tersebut telah menjadi prioritas penganggaran pemugaran dan direncanakan rampung pada tahun 2025. Syukuran yang akan digelar ini merupakan bentuk rasa syukur atas terlaksananya pemugaran tersebut.
Penulis: ibas
