UNAAHA, SULTRAHEADLINE.COM. Rencana pembangunan Bendungan Pelosika di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) terus digaungkan. Proyek Strategi Nasional rencana bakal mulai dibangunan pada 2023 mendatang.
Namun, bilamana bendungan yang dibiaya oleh Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN) benar-benar beroperasi, tentunya akan berdampak pada 12 desa yang berada di seputaran bendungan tersebut.
Sebab, 12 desa yang berada di Kecamatan Latoma dan Asinua, bakal hilang secara geografis. Sebab, desa-desa tersebut bakal tertutup air genangan dari pengoperasian bendungan Pelosika.
Untuk meminimalisir hal tersebut, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe bersama dengan pihak (Balai Wilayah Sungai) BWS Sulawesi IV Kendari saat ini tengah melakukan sosialisasi terkait hal tersebut kepada warga terdampak.
“Jadi saat ini kita lagi sosialisasikan akan hal itu, dengan membahas rencana relokasi desa yang terkena dampak dan ganti rugi lahan milik warga,” terangnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe Ferdinand Sapan.
Menurutnya, persoalan yang berada di wilayah pembangunan bendungan Pelosika sangat kompleks. Bukan hanya sekadar ganti rugi lahan semata. Tetapi ada juga masalah sosial lainnya yang ada di masyarakat.
“Hal inilah yang saat ini tengah kita carikan solusi bersama, agar tidak muncul persoalan dikemudian hari pasca pembangunan bendungan Pelosika ini,” tutupnya.
Penulis: Dedy/SH
