UNAAHA, SULTRA HEADLINE.COM. Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Konawe M Akbar mengaku, untuk sementara seluas 6.083 hektare areah persawahan di Konawe tidak melakukan kegiatan persawahan. Hal ini sebagai dampak atas dilakukannya rehabilitasi saluran irigasi tahun ini.
“Kalau kita kalkulasi hasil panen normalnya itu dengan luas areah lahan 6.083 hektare itu bisa mencapai 30 ribu ton gabah . Jadi kita akan kehilangan gabah di angka itu,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (12/01/2022).
Areah persawahaan yang dimaksud yakni Kecamatan Wawotobi, Wongeduku, Wongeduku Barat dan Pondidaha. Daerah tersebut baru akan melakukan kegiatan pertanian padi sawah setelah masuk MT ke 2 yakni April sampai Agustus.
“Terkait dengan ini sudah kita rapatkan bersama seluruh petani. Mengenai pola tanam , jadwal tanam dan jadwal pelepasan air ,” tuturnya.
Mengenai hal itu, kata Akbar, masyarakat tidak perlu resah. Bahwa masih ada stok lahan yang akan tetap berproduksi dengan luas 19 hektare, diantaranya wilayah Unaaha, Anggaberi dan Tongauna.
Dikatakannnya, meski stok produksi padi di MT pertama nanti menurun. Namun ketersediaan beras di Konawe dijamin masih akan tetap aman. Bahkan ,kata dia, tidak mempengaruhi suplai beras ke luar kabupaten.
“Bahkan hari ini Bulog Konawe akan mengirimkan permintaan beras di kepulauan. Artinya stok kebutuhan beras kita di Konawe masih tetap aman,”katanya.
Bahkan, kata Akbar, setelah pengriman beras ke daerah itu. Stok beras di gudang Bulog masih tersedia sekiranya 350 ton. Dan ini masih akan bertambah sembari menunggu hasil produksi padi petani di April mendatang di beberapa daerah basis pertanian. Utamanya di area persawahan yang mengikuti IP300.
Dikatakannya, mengenai penutupan sementara aliran air ini memang akan ada dampak negatif dan positifnya. Bahwa dampak negatifnya dapat mengurangi jumlah potensi produksi padi yang biasanya sampai mencapai 20 ribu ton per MT. Namun disisi lainnya, lanjutnya, harga gabah akan melonjak naik, sehingga dapat menguntungkan petani lainnya yang belum mendapat giliran penutupan air tersebut.
“Jadi air ini dilakukan secara periodik. Semua daerah pertanian akan mendapatkan giliran. Jadi aliran air di irigasi ada yang ditutup dan ada yang dibuka. Sehingga keuntungan itu pasti akan merata dirasakan oleh para petani kita. Karena sudah menjadi hukum ekonomi kalau produksi terbatas maka harga jual meningkat,”tuturnya.
Ia menambahkan, memang rehabilitasi irigasi penting dilakukan. Karena sudah hampir 30 tahun jaringan irigasi itu tidak pernah ada perbaikan. Apalagi, katanya, dana ini bersumber dari APBN . Sehingga sangat disayangkan manakalah program ini tidak dilaksanakan .
“Kalau jaringan irigasinya bagus .kan yang merasakan petani itu sendiri. Suplai air ke areah persawahan akan lebih lancar . Jadi ini jangan dianggap bahwa petani sedang disusahkan. Justru inilah bentuk perhatian pemerintah kepada sektor pertanian utamanya di bidang peningkatan produksi padi dengan menjamin mutu infrastruktur pertanian itu sendiri ,” katanya. (B)
Penulis : red



















