banner 728x250

HUT PGRI, Bupati Sebut Episentrum Perubahan Pendidikan dari Bumi Konawe

banner 120x600
banner 468x60
Peringatan HUT PGRI ke-80 yang digelar di pelantaran kantor Bupati Konawe pada, Selasa (25/11/2025). Dipimpin langsung Bupati Yusran Akbar.

UNAAHA, SULTRA HEADLINE.COM. Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-80 yang digelar di Konawe pada, Selasa (25/11/2025) menjadi penanda historis, bukan sekadar perayaan rutin, melainkan momen penegasan kembali komitmen antara negara dan para pendidik.

Di bawah kepemimpinan Bupati Yusran Akbar, upacara yang berlangsung khidmat di halaman Kantor Bupati ini mengusung tema profetik: “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini secara implisit menyingkap tantangan terbesar sekaligus harapan tertinggi bangsa: bahwa kekuatan Indonesia di masa depan sangat bergantung pada kualitas dan kesejahteraan sosok guru yang saat ini memikul beban akademik, moral, bahkan sosial, di tengah gempuran era digital.

banner 325x300

Komitmen Pemerintah Pusat di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang disampaikan melalui amanat Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, yang dibacakan Bupati Yusran Akbar menunjukkan, respons nyata terhadap beban historis para guru. Pemerintah tidak lagi berfokus pada janji semata, melainkan pada langkah-langkah konkret yang bersifat akseleratif. Buktinya terlihat jelas pada alokasi beasiswa Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) senilai tiga juta rupiah per semester untuk 12.500 guru non-S1, serta berbagai pelatihan lanjutan—dari Pendidikan Profesi Guru (PPG) hingga penguasaan teknologi seperti Kecerdasan Artifisial (AI) dan Koding. Langkah ini menegaskan bahwa peningkatan kompetensi guru, yang berimplikasi langsung pada kualitas ajar, kini menjadi prioritas fiskal yang solid.

“Lompatan struktural yang paling berani dan dinantikan justru terletak pada rencana reformasi di tahun 2026. Pemerintah berkomitmen penuh untuk membebaskan guru dari belenggu administrasi dan beban jam mengajar yang tidak proporsional,”Ujar Bupati Yusran saat membacakan pidato Menteri Pendidikan.

Keputusan meniadakan kewajiban mengajar 24 jam dan mengurangi tugas-tugas administratif, lanjutnya, adalah pengakuan bahwa guru harus fokus pada tugas intinya: mendidik. Disertai dengan kenaikan insentif guru honorer menjadi Rp400.000 per bulan dan pembukaan 150.000 slot beasiswa, reformasi ini berpotensi mengubah wajah profesi guru dari pekerjaan administratif yang tertekan menjadi profesi profesional yang berwibawa dan fokus pada inovasi pembelajaran.

“Namun, tantangan guru hari ini bukan hanya terletak pada kesejahteraan dan administrasi. Mereka adalah garda terdepan yang menghadapi degradasi moral murid akibat isu hedonisme, judi online, dan ketergantungan gawai,”tuturnya.

Dalam situasi ini, kata dia, guru di Konawe dan seluruh Indonesia diharapkan menjadi teladan, motivator, dan sahabat yang membangun nalar kritis serta membentuk akhlak mulia. Tuntutan berat ini diimbangi dengan langkah protektif yang vital: penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Polri terkait restorative justice. Regulasi ini memberikan jaminan perlindungan hukum, yang memungkinkan guru untuk menjalankan tugas mendidik dan mendisiplinkan tanpa bayang-bayang kriminalisasi, sebuah langkah maju yang sangat esensial.

Dikesempatan itu, ia mengatakan, Peringatan Hari Guru di Konawe ini menyimpulkan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab kolektif. Amanat Menteri secara tegas menempatkan tanggung jawab utama pendidikan pada orang tua dan keluarga, yang menuntut kerja sama harmonis antara rumah dan sekolah. Pesan moral ini diperkuat dengan lima nasihat luhur dari Presiden Prabowo Subianto kepada murid.

“Belajarlah yang baik, Cintai ayah dan ibu, Hormati guru, Rukun dengan teman, dan Cintai tanah air dan bangsa. Kelima pilar ini adalah cerminan dari semangat perjuangan dan integritas yang sebelumnya didengungkan Bupati Yusran Akbar di Konawe. Pada akhirnya, keberhasilan Program Konawe Bebas Stunting dan tercapainya visi Asta Cita bergantung pada doa dan restu guru serta kualitas generasi yang mereka hasilkan. Di tangan para guru hebat di Konawe inilah, masa depan bangsa yang kuat dan berdaya saing akan ditentukan,” tutupnya. (pariwara)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *