
UNAAHA, SULTRAHEADLINE. COM. Menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Konawe yang ke-63 tahun, Bupati Kery Saiful Konggoasa bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melakukan ziarah ke makam leluhur Raja Lakidende, Jumat (24/2/2023).
Kegiatan ziarah tersebut diawali dengan pembacaan doa yang dipandu oleh salah seorang petua yang biasa disebut sebagai juru kunci makam Raja Lakidende, usai pembacaan doa Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa (KSK) dipersilahkan untuk menyentuh batuh nisan Raja Lakidende, dilanjutkan oleh Kapolres Konawe, Sekretaris daerah dan sejumlah Kepala OPD lungkup Pemkab Konawe.
Dalam kesempatan itu, Bupati Kery mengatakan, ziarah ini merupakan salah satu bentuk penghargaan agar selalu mengingat kebaikan-kebaikan para leluhur selama hidup.
“Sehingga kita bisa termotivasi dengan apa yang telah mereka lakukan kepada Kabupaten Konawe. Dan itu bisa menjadi suri tauladan dan menumbuhkan semangat cinta kepada Konawe,” ungkapnya.
Bupati dua periode itu sedikit mengisahkan, Raja Lakidende merupakan raja terakhir yang memimpin Konawe, sekaligus menjadi raja pertama yang memeluk agama Islam.
Munculnya kerajaan Konawe berawal dari pengelompokkan-pengelompokkan di sebuah kampung, yang saat itu dipimpin oleh seorang yang dihormati dan dituakan, sebagai toono motuo (orang tua) dan dibantu seorang Posudo, Tolea, Mbuowai, Mbusehe, Tamalaki, dan Otudo.
“Setelah beberapa tahun lamanya atas dasar kesepakatan yang mufakat, maka dibentuklah sebuah wilayah dengan mengangkat seorang raja disebut Mokole. Pada abad ke 10 kerajaan Konawe benar-benar terbentuk dan Wekoila ditunjuk sebagai raja pertama,” ungkap Bupati Konawe.
Singkat cerita lanjut Bupati dua periode itu, saat Lakidende diangkat sebagai Raja Konawe, Lakidende sedang sibuk mendalami pendidikan sebagai Mubaligh Islam di Andolo-Tinanggea, sehingga untuk sementara waktu ditunjuklah Panglima Perang Kerajaan yang disebut Pakandeate untuk menjalankan roda pemerintahan.
Untuk menyampaikan hasil kesepakatan ini kepada Putra Mahkota Lakidende, Panglima Pakandeate harus menempuh perjalanan beberapa kali barulah Lakidende bersedia menerima hasil keputusan musyawarah pemimpin adat Konawe.
“Setelah dinobatkan menjadi raja, Lakidende tidak merubah struktur organisasi kerajaan yang telah tertata semenjak pemerintahan kakek dan ayahnya Raja Konawe sebelumnya. Namun ia menambahkan tatanan hukum dan adat dengan tatanan hukum dan adat yang diselaraskan dengan ajaran agama yang dipelajarinya yaitu hukum Islam,” tutupnya.
Penulis : Dedy/SH


















