UNAAHA, SULTRAHEADLINE.COM. Harapan warga Kecamatan Anggotoa, Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk berpisah dari Kecamatan Wawotobi menjadi Kecamatan yang baru sepertinya harus pupus ditengah jalan.
Pasalnya baru-baru ini Pemerintah Kabupaten Pemkab (Konawe) telah menyatakan Kecamatan Anggotoa belum layak untuk Didefinitifkan karena masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi.
Padahal sebelumnya, Kecamatan Anggotoa dibentuk dari pemekaran Kecamatan Wawotobi yakni pada tahun 2017. Pembentukan itu tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Konawe Nomor 1 tahun 2017 tentang Pembentukan Kecamatan Anggotoa.
Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe, Ferdinand Sapan yang dikonfirmasi mengenai hal ini, mengungkapan alasan status Kecamatan Anggotoa dikembalikan ke induk, karena kondisi banyaknya warga yang dirugikan dari sisi kesempatan yang sama dengan warga lain. Sehingga, ini menjadi pertimbangan untuk melebur desa dan kecamatan ke induknya.
“Karena warga yang di desa-desa belum definitif tidak mendapat apa-apa. Baik bantuan maupun yang lain karena mereka dianggap bukan desa definitif,” ungkap mantan Kepala BPKAD Konawe itu.
Sekda mengungkapkan salah satu faktor tidak Didefinitifkannya Kecamatan Anggotoa karena dari 14 desa yang berada di sana, ada 8 desa yang belum definitif.
“Salah satu syarat pembentukan kecamatan yakni harus memiliki 10 desa yang definitif. Sementara kecamatan Anggotoa belum memenuhi kriteria tersebut. Untuk itu, tahapannya kita definitifkan dulu desanya baru kecamatannya,” terangnya.
Mantan Kepala Kesbangpol Konawe itu menegaskan, atas kesepakatan tersebut, pada tahun 2023 mendatang pihaknya tidak akan lagi melakukan penganggaran untuk Kecamatan Anggotoa.
“Sementara untuk pejabat yang ada di Kecamatan Anggotoa akan ditarik ke Pemkab Konawe dan kita akan usahakan cari tempat meraka, agar mereka merasa tidak dirugikan,” tutupnya.
Penulis: Dedy/SH
