banner 728x250
Social  

Jadi Jurnalis Itu Keren

banner 120x600
banner 468x60

Penulis : Irman
Profesi : Praktisi Media

Di era digital saat ini, informasi kini semakin praktis diperoleh publik, hanya hitungan detik, masyarakat sudah dapat mengakses informasi yang diinginkannya. Berbeda di era  sebelumnya di saat media konvensional dan TV elektronik masih merajai sumber informasi publik. Masyarakat masih harus menunggu di waktu -waktu tertentu.

banner 325x300

Saat ini, bermodal fasilitas hand phone android dan jaringan internet, masyarakat sudah sangat cepat mendapatkan informasi sesuai konten yang diinginkannya . Dimana pun dan kapan pun. Selama terdapat jaringan internet .  Ada banyak fitur-fitur pilihan yang memudahkan masyarakat  untuk mengakses informasi di internet, seperti yang paling umum diantaranya, google room, facebook dan Instragram .

Atas dasar itu , banyak penggiat media yang mulai beralih dari media konvensional (media cetak) dan TV ke media online baik media lokal maupun nasional. Dari sisi finansial memang dapat mengurangi biaya khususnya kost produksi. Bayangkan selama ini media konvensional harus mengeluarkan biaya besar untuk  mencetak koran setiap harinya. Namun dengan adanya sarana internet, pemilik media dapat lebih berhemat yakni mengkombinasikan dengan mencetak soft hard kedalam Portable Document Format (PDF) atau biasa disebut koran digital dan menyebarkan ke media sosial.

Begitu juga dengan penggiat media TV elektronik. Biaya produksi media TV justru dua kali lebih besar dari media  konvesional. Namun dengan perkembangan dunia digital saat ini, para penggiat media TV mulai praktis mengkonversikan siaran berita melalui YouTube .

Perkembangan dunia digital yang berdampak pada menjamurnya pengguna media sosial saat ini memang menjadi peluang besar bagi para penggiat media profesional. 

Dari aspek keuntungan  ekonomi, media sosial menjadi pangsa pasar yang strategis sebagai obyek publikasi pilihan yang paling efektif saat ini, karena sangat mudah diakses oleh publik dari seluruh kalangan masyarakat .

Faktanya, sebagian besar  pelaku usaha media online mengakui statistik pengunjung di website portal pemberitaannya dalam setiap harinya menujukkan peningkatan yang jauh signifikan. Lebih unggul dari jenis media lainnya. Karena tidak memiliki batasan waktu dan batas jangkauannya. Artinya media online saat ini menjadi sumber referensi utama bagi masyarakat Indonesia. Apalagi secara global bahwa Indonesia merupakan sasaran konsumen terbesar internet di dunia. 

Jika diamati , bahwa pada praktiknya
para pelaku media berusaha mencari panggung supaya mendapat reting tertinggi dari media pesaingnya. Dengan  saling berkompetisi mencari ide dan gagasan menarik, supaya konten berita yang disajikan bisa mendapat respon besar oleh publik. Karena dengan reting ini, akan menambah kualitas media yang berujung pada kepentingan komersial.

Untuk mendapatkan konten yang memiliki kualitas yang baik. Sudah pasti,  strategi perusahaan media tersebut harus di dukung dengan sumber daya yang memadai, seperti Jurnalis , sebagai motor penggerak utama dari terpublikasi karya-karya yang menarik yang mampu menarik perhatian besar atas publik itu.

Namun dibalik dari itu , ada banyak pula media yang baru tumbuh dan terpaksa harus terseleksi, lantaran  karya jurnalisnya yang tak dapat berkompetisi, kemudian terisolir dalam dunia industri pemberitaan.

Apa itu Jurnalis

Jurnalis merupakan sebuah profesi yang memiliki keterampilan mengolah data dan fakta menjadi sebuah  informasi penting dan menarik untuk dibaca dan disebarluaskan melalui media massa kepada khalayak umum.

Karya jurnalis itu  disebut berita. Setiap jurnalis bekerja di lembaga Pers . Sedangkan pers dalam praktiknya harus memenuhi ketentuan perundang-undangan. Sebagaimana diatur dalam undang-undang nomor 40 tahun 1999.
Regulasi ini mengatur tentang ketentuan pendirian Pers, beserta aturan dalam melakukan kegiatan penyiaran dan unsur-unsur penggeraknya yang diatur dalam kode etik jurnalistik.

Praktisnya jurnalis adalah oknum yang bekerja di lembaga Pers , yang kesehariannya menyiarkan berita.

Jenis-jenis  karya jurnalis

Sebagaimana yang sudah dijelaskan , tugas jurnalis adalah menulis berita . Dan perlu dipahami bahwa berita  memiliki tiga jenis yakni straight news (berita langsung), indepth reporting ( berita  mendalam) dan feature (berita khas).

Straight news atau berita langsung biasa disebut berita biasa. Karena dalam struktur penulisannya kebayakan jurnalis hanya melaporkan peristiwa secara ekslusif, hanya mengulas tentang peristiwa yang sedang terjadi sesaat itu, contohnya peristiwa demonstrasi, atau hasil wawancara , konfirmasi dan argumentasi dari narasumber yang kompeten.

Ciri khas laporannya disiarkan secara sepenggal-sepenggal dalam satu momentum sesuai dengan anggel yang menarik dan kontinuitas atau berkesinambungan. Intinya , straight news bisa dapat langsung disiarkan selama telah  memenuhi unsur 5 w +1 h. Jenis berita ini paling umum didapatkan di media yang terbit berkala , seperti media online dan media cetak (yang penerbitannya harian). Keunggulan dari jenis berita ini, laporannya lebih cepat terupdate.

Indepth reporting (berita mendalam) jenis berita ini sesuai dengan istilahnya bahwa laporan jurnalis diulas  lebih mendalam daripada jenis berita straight news . Bahwa pada praktiknya jurnalis akan menulis laporan dari berbagai sudut pandang dalam satu peristiwa .
Mulai dari latar belakang  , kemudian masuk pada kronologisnya , sampai pada dampak dari peristiwa itu.  Artinya akan banyak narasumber yang kompeten terlibat sampai menjadi satu laporan yang utuh.

Biasanya dalam menyusun jenis berita ini dibutuhkan  tim untuk mengulas fakta tersebut, dan membutuhkan waktu yang cukup yang diatur dalam agenda  schedule time. Tim tersebut teroganisir mencari fakta-fakta pendukung untuk mengungkap sebuah peristiwa yang belum diketahui oleh publik. Sehingga masih membutuhkan waktu tertentu untuk dapat melaporkan berita tersebut. Namun, meski kalah cepat informasinya ,  keunggulannya indepth reporting lebih fokus terhadap investigasi. Sehingga akan banyak fakta yang berhasil diungkap yang dilewatkan oleh jenis berita straight news.

Feature  adalah jenis berita yang hampir mirip dengan indepth reporting. Kemiripannya karena laporannya diulas dalam dan membutuhkan paragraf yang lebih dari  straig news. Hanya saja gaya khas dari menulis feature lebih kreatif. Bedanya  Menulis feature tidak perlu membutuhkan tim seperti indepth reporting.

Seorang jurnalis dalam menyusun feature  harus memiliki keahlian yang super . Utamanya di bidang perbendaharaan kata, harus kompleks dan rileks. Dan mampu mengendalikan emosinya masuk ke dalam tulisan tersebut. Biasanya alur tulisannya seperti menyusun novel dan cerpen, namun berdasarkan dengan fakta dan data. Feature dikenal yakni menulis kisah dibalik cerita.

Seorang  jurnalis dikatakan berhasil menulis feature ketika mampu menerjemahkan pengamatannya ke dalam perasaannya dan menuangkan kedalam karya tulisnya dan setiap pembacanya memiliki perasaan emosi yang sama terhap si penulis.

Mengapa? Karena jenis tulisan ini fokus terhadap human interest. Maksudnya adalah tulisan ini memberi ruang kepada publik untuk menggugah rasa sosialnya, sehingga berempati dan peduli bahkan bereaksi .

Paling umum pilihan obyek dalam menulis feature bisa dalam aspek individu maupun lingkungan sosial yang jauh dari perhatian publik.

Mengapa harus Menjadi Jurnalis

Jadi Jurnalis itu keren. Banyak pengalaman baru didapatkan. Meski di awal -awal menjadi jurnalis banyak tantangan dan cobaan yang harus dilalui. Jurnalis harus aktif di lapangan melakukan reportase , aktifitas ini menjadi tugas wajib.

Menjadi seorang jurnalis , jangan gampang putus asa. Kendala -kendala yang didapatkan di lapangan saat melakukan kegiatan peliputan itu sebagian besar juga ikut merasakan. Apalagi di awal -awal magang menjadi jurnalis . Fenomenanya banyak orang yang ingin menjadi jurnalis , namun banyak pula yang gagal menekuninya. Sehingga teruslah sabar dan belajar.

Menurut penulis, menjadi seorang jurnalis itu adalah ilham dari sang ilahi. Karena apa yang dilihat dan dirasakannyaa baik dirinya sendiri maupun orang lain , serta lingkungan sekitarnya dapat dituangkan dalam sebuah tulisan . Tulisan itu memiliki nilai manfaat yang besar yang dapat merubah kondisi yang ada menjadi lebih baik.

Keterampilan menulis ini sangat jarang dimiliki orang lain. Banyak orang hanya bisa menyalurkan gagasan dan ide  untuk merubah kondisi tertentu melalui kemampuan harta dan tahta yang dimilikinya. Tatapi berbeda dengan seorang jurnalis bisa merubah kondisi tertentu hanya melalui kekuatan narasi dalam karya tulisannya. Keren kan!. Jadi inilah salah satu alasan mengapa harus menjadi jurnalis. Apalagi sekarang ini, wadah untuk mensosialisasikan karya jurnalis sudah sangat gampang. Setelah perkembangan dunia internet .

Kegagalan seorang Jurnalis

Keterampilan menulis ini tidak harus bermodal bakat. Karena banyak jurnalis yang sukses menjadi penulis profesional mengaku awalnya tidak memiliki bakat menyusun naskah kalimat menjadi satu rangkaian tulisan utuh. Tetapi karena terus berlatih sehingga saat ini  bisa terampil menulis. Intinya harus terus belajar dan belajar . Ada pepatah mengatakan, alah biasa karena terbiasa.

Dikesempatan ini, penulis juga menyinggung jurnalis yang gagal mengimplementasikan ilmunya . Maksudnya, hasil karya tulisnya bukan memberikan manfaat. Tetapi justru memberikan ruang opini dan provokasi. Dengan sengaja menyuguhkan data dan informasi fiktif. Sebagaimana yang tren dikenal saat ini yakni berita hoaks. Tujuannya negatif untuk menyudutkan invidu atau kelompok tertentu dengan tujuan tertentu.

Padahal seorang jurnalis selain memiliki misi kritik sosial , juga bertanggung jawab dengan edukasi sosial yakni memberikan informasi yang cerdas kepada publik. Bahkan ada praktisi senior mengatakan, sebuah negara akan cerdas jika di negara tersebut  hidup para jurnalis cerdas.

Sebetulnya yang paling prinsip, mengkader seorang menjadi jurnalis terlebih dahulu bukan dengan langsung memberikan bimbingan tentang metode menulis berita. Tetapi yang paling terdahulu yakni membina etikanya. Supaya kelak nanti menjadi penulis yang profesional dan beritikad baik menyalurkan ilmunya dalam bentuk karya jurnalistik yang memberikan manfaat untuk khalayak umum. Bukan justru sebaliknya.

Sebagai tulisan penutup dalam artikel ini. Penulis menyarankan kepada para calon jurnalis atau yang masih dalam niat menggeluti profesi ini. Dan atau  bagi jurnalis mudah yang saat ini masih dalam proses , agar jangan mudah berputus asa. Anda tidak akan mengalami keberhasilan menjadi seorang jurnalis, manakalah dalam benak anda masih mengganjal kata ‘tidak bisa’. Namun harus  tertanam kata  dalam keyakinan anda yakni ‘harus bisa’.

Jadikan kegiatan menulis ini sebagai hoby. Sehingga dengan situasi dan kondisi apapun, hati dan fikiran anda akan terus meronta-ronta tanpa beban, terpanggil untuk menulis sebuah momentum tertentu  yang mungkin  tak mungkin terulang kembali . Anda mungkin tidak akan menyadari tulisan anda saat ini kelak akan menjadi saksi dalam sejarah yang mungkin akan lebih abadi dari pada usia anda.

Penulis berharap, artikel yang disusun ini bisa menjadi motivasi bagi para jurnalis yang saat ini dalam masa transisi mengalami kebimbangan, menentukan pilihannya, berhenti atau terus berkarya dalam dunia jurnalistik.

Sekian dan terima kasih, wassalam…

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.