banner 728x250
Konawe  

Ini Intuisi Kery-Gusli Sebelum Situasi Pandemi

Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara saat berdialoh dengan sejumlah kelopok usaha pengelohan sagu di kantor BP4K Konawe, Senin (20/4/2020). Foto.SH.doc
banner 120x600
banner 468x60
Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara saat berdialoh dengan sejumlah kelopok usaha pengelohan sagu di kantor BP4K Konawe, Senin (20/4/2020). Foto.SH.doc

UNAAHA. Sultraheadline.com. Masa sosial distanting ini merupakan masa yang paling sulit, khusunya daerah yang terkena dampak pandemi virus Corona, diantaranya daerah Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra). Pasalnya terbatasnya aktifitas sosial membuat ekonomi menjadi lumpuh. Sehingga membuat masyarakat sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari, utamanya bagi mereka yang masih dalam kategori keluarga prasejahterah.

“Inilah sebetulnya wujud dari visi-misi kami bersama bapak bupati (Kery Saiful Konggoasa). Bahwa konsep pembangunan kami memulai dari pemenuhan kebutuhan pangan atau mandiri pangan. Kenapa? Supaya dalam situasi dan kondisi apapun masyarakat masih bisa bertahan hidup secara mandiri , termasuk di masa pandemi ini. Situasi yang tidak pernah diduga akan terjadi” papar Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara saat menyerahkan bantuan mesin pengolahan sagu di Kantor BP4K, Senin (20/4).

banner 325x300

Dikatakan, konsep dari penjabaran Konawe Gemilang adalah bagaimana masyarakat bisa hidup makmur dan sejahterah. Dan marwa dari konsep ini adalah bagaimana masyarakat berkecukupan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Atas dasar itu, lanjutnya, Pemkab memprioritaskan pembangunan tiga sektor pemenuhan pangan yakni pertanian, perikanan dan peternakan. Tiga sektor ini merupakan kebutuhan prioritas yang paling utama bagi masyarakat Konawe. Setelah itu pelayanan pendidikan dan kesehatan serta infrastruktur.

Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara (menggunakan helm) saat memantau langsunh daerah perswahan di Konawe yang siap melakukan panen. Doc.SH

Di sektor pertanian meliputi usaha padi sawah. Disebutkannya program sejuta ton beras. Dalam hal ini Pemkab terus melakukan pembinaan kepada kelompok tani. Dengan mengembangkan lahan produktif dan memanfatkan kembali lahan tidur. Serta membuka percetakan sawah baru.

Supaya produktifitas beras terus berjalan kontiunitas . Sehingga daerah Konawe tidak pernah kekurangan stok cadangan beras . Bahkan dapat menyuplai ke daerah lain.

Kemudian, sayur-mayur , umbi-umbian dan palawija. Pemkab tidak saja melakukan pembinaan kepada petani yang membuka lahan berskala besar. Tetapi juga pemberdayaan kepada para ibu rumah tangga untuk dapat memanfaatkan pekarangan rumahnya dengan menanam sayur-mayur dan lainnya. Bahkan Pemkab menyediakan polybag dan bibit.

“Ini supaya kalau hanya untuk kebutuhan sehari-hari pelengkap laukpauk. Ibu -ibu rumah tangga tidak perlu jauh-jauh ke pasar. Karena sudah tersedia di halaman rumahnya sendiri. Sementara untuk produksi yang besar oleh penggiat petani sayur-mayur, umbi-umbian dan palawija itu sudah bisa dipasarkan di daerah lain. Sehingga nilai jual lebih bisa kompetitif,” tuturnya.

Sementara di bidang perikanan darat. Diistilahkannya seribu kolam. Merupakan program yang membidangi masyarakat nelayan darat . Pemkab membuatkan empang di lahan masyarakat itu sendiri dengan membentuk kelompok nelayan darat. Serta menyediakan benih sesuai dengan jenis ikan yang ingin dikembangkan kelompok nelayan tersebut.

Selain itu, masih kata Gusli, Pemkab memberdayakan setiap kepala keluarga agar memanfaatkan pekarangannya membuat kolam terpal. Dan Pemkab pun siap menyediakan benih ikan.

“Selanjutnya di bidang peternakan. Adalah program sejuta ekor sapi. Usaha pengembalaan ternak sapi menjadi andalan. Kemudian kambing dan unggas. Kami memberikan bantuan sapi dengan mendatangkan jenis bibit sapi crossbrahman, yakni indukan sapi yang bobotnya lebih besar dari sapi lokal, dan target Pemkab supaya setiap kepala keluarga memiliki satu ekor indukan sapi yang akan dikebangkannya,” paparnya .

Ia mengaku, program ini bertujuan supaya masyarakat bisa memenuhi kebutuhan pokoknya secara mandiri. Dan jika masyarakat sudah mandiri. Maka Pemkab tinggal memfokuskan pembangun di sektor prioritas lainnya, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan dan pembangunan sarana dan prasana publik.

“Kalau ini berjalan optimal. Maka setiap unit keluarga di Konawe sudah serba berkelebihan dalam sektor sandang dan pangannya. Sehingga ketersedian stok pangan selalu tersedia produktifitasnya. Sehingga itulah yang dimaksud surplus. Bahkan kalau bicara soal hasil produksi daerah lain akan sangat ketergantungan di Konawe. Karena semua sektor pangan tersedia di alam Konawe ini. Jadi inti dari program ini masyarakat dibina untuk tidak sekedar hidup konsumtif. Tetapi bisa lebih produktif,” terangnya.

“Kita bisa membayangkan. Seandainya program ini sudah berjalan maksimal. Kemudian masa pendemi corona ini datang. Tidak mungkin masyarakat dapat sesulit ini,” tandasnya. (Putri/red).

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.