banner 728x250

EMPAT KANDIDAT DI PILKADA KONAWE ‘BERADU’ PROGRAM

Suasana debat publik empat pasangan calon bupati dan wakil bupati konawe periode 2018-2023 di aula Wekoila Pemkab Konawe, Jumat (11/05/2018) malam. Foto. Doc/SH
banner 120x600
banner 468x60
Suasana debat publik empat pasangan calon bupati dan wakil bupati konawe periode 2018-2023 di aula Wekoila Pemkab Konawe, Jumat (11/05/2018) malam. Foto. Doc/SH

UNAAHA, SULTRAHEADLINE. COMKomisi Pemilihan Umum (KPU) Konawe Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar debat publik terhadap para kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati Konawe Periode 2018-2023 di Aula Wekoila Pemkab Konawe, Jumat (11/05/2018) malam. Merupakan rangkaian dari tahapan KPU untuk menguji visi-misi  para kandidat kepada publik.

Acara dibuka langsung Ketua KPU Konawe Sarmadan. Dan dipandu pembawa acara berita TV Nasional. Turut hadir lima finalis dari guru besar Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, masing-masing:Prof. Weka Widayati, Prof. Murjani Kamalaudin, Prof. Marsuki Iswandi, Prof. Nur Arafa, Dr. Sul Salman Moita.

banner 325x300

Acara dimulai pada 20.00 Wita. Dan berakhir 21.30 Wita. Dari pantauan wartawan ini, pasangan nomor urut 01 dari jalur perorangan yakni Muliyati Saiman-Mansyur (Musim) lebih fokus membahas tentang pengembangan sektor pertanian, jasa industri mineral yang berbasis ramah lingkungan, pembangunan kesejahteraan di sektor kesehatan dan pendidikan formal.

Sementara pasangan nomor urur 02 yakni Litanto-Murni Tombili (Berlian-Murni) fokus terhadap sektor pembangunan infrastruktur, penataan keuangan daerah dan tata kelola pemerintahan atau birokrasi, penuntasan kemiskinan dan penambahan insentif aparatur pemerintah.

Kemudian pasangan nomor urut 03 yakni Irawan Laliasa-Adi Jaya Putra (Hijrah) lebih fokus terhadap penguatan budaya, agama, ekonomi kreatif berbasis pemberdayaan masyarakat ekonomi kecil-menengah,dan penataan pembangunan infrastruktur kota dan desa sebagaimana yang diatur dalam RTRW daerah Konawe.

Sedangkan pasangan petahana nomor urut 04 yakni Kery Saiful Konggoasa-Gusli Topan Sabara (KSK-GTS) berkomitmen melanjutkan pembangunan.

Seperti tiga sektor unggulan menjadi prioritas pembahasan yakni infrastruktur yang berkelanjutan, kesehatan dasar berbasis pelayanan prima dan peningkatan mutu pendidikan formal secara berjenjang dan merata di seluruh pelosok.

Serta investasi swasta jasa industri modern yang menjadi nilai tambah perputaran ekonomi daerah dan nasional.

Pada kesempatan itu, sorotan dan kritikan para pasangan Cabup dan Cawabup lainnya cenderung kepada pasangan petahana ini, dimana Cawabup Gusli Topan Sabara tampil seorang diri tanpa didampingi Cabupnya Kery Saiful Konggoasa yang berhalangan sakit.

Tanpa terbata-batah, Gusli cenderung menguasai materi. Beberapa sorotan dari kandidat lain yang dapat melemahkan opini petahana. Dapat dijawab dan dirasionalkan  dengan angka statistik.

Seperti penyerapan 40 ribu tenaga kerja,  program 1 juta ton padi, dan 1 juta ekor ternak sapi. Dan peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan mutu pendidikan?.

“Bukan hal yang mustahil. Semua program ini sudah kita lakukan.  Mega Industri Morosi dan perkebunan sawit yang ada di Konawe telah membuka lapangan kerja yang tidak kecil jumlahnya. Dimana masyarakat lokal menjadi prioritas utama ,” kata Gusli.

Sementara di sektor peternakan. Dapat dilihat jumlah populasi sapi di Konawe saat ini yang terus meningkat sejak 2014  sebanyak 29.469 ekor, 2015 berjumlah 33.784 ekor, berjumlah 42.269 ekor, sedangkan 2017 45.692 ekor. Hal ini diapresiasi pemerintah pusat. Dan akan terus dikembangkan.

Di bidang lainnya, pelayanan kesehatan, tambah ia, Kartu Sehat Konawe (KSK) khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah disediakan pemerintah.  Telah berjalan efektif dimana anggaran dialokasikan dari APBD Konawe untuk membiayai kesehatan masyarakat secara gratis.

Serta terobosan lain yakni pembangunan Gedung RSUD Unaaha senilai Rp. 231 miliar yang telah dikuncurkan pusat. Progres pembangunan sudah berjalan 80 persen.

Merupakan upaya pemerintah sebelumnya untuk menunjang fasilitas pelayanan sesuai standar minum kesehatan.

“Serta masih banyak sektor lain yang telah dirintis. Seperti sektor pendidikan formal. Penambahan insentif guru honor daerah (Honda). Juga pembangunan infrastrktur jalan yang menghubungkan akses kota dan desa. Serta masih banyak yang perlu dikembangkan serta harus dilanjutkan,” tutupnya. ***

 


PENULIS: IBAS

EDITOR: REDAKSI

 

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.